๏ปฟKaruniaAllah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat." (Ad-Daa' wa Ad-Dawaa', hlm. 84) Apa yang disebutkan di atas dalam bait syair menunjukkan, bahwa maksiat itu menghalangi datangnya ilmu, termasuk dalam hal menghafal Alquran. Ketika hati kita berbuat maksiat, adalah seperti disebutkan dalam ayat berikut ini: Segalapuji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Setiap hari tidak bosan-bosannya kita melakukan maksiat. Aurat terus diumbar, tanpa pernah sadar untuk mengenakan jilbab dan menutup aurat yang sempurna. Shalat 5 waktu yang sudah diketahui wajibnya seringkali ditinggalkan tanpa pernah ada rasa bersalah. Padahal meninggalkannya KataIbnu Juraij, dan telah mengabarkan kepadaku Abdah bahwasanya Warrad mengabarinya dengan hadits ini, selanjutnya dikemudian hari kami mengutusnya ke Mu'awiyah dan aku mendengarnya ia memerintahkan manusia dengan bacaan itu. "Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik." (QS. Saba'/34 Berikutdelapan dampak perbuatan maksiat dalam kehidupan. Pertama, perbuatan maksiat mendatangkan murka Allah SWT. Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman, "Aku Allah tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku ditaati, Aku Rido, dan jika Aku rido, maka Aku memberi berkah, dan keberkahan-Ku tidak ada akhirnya. Tapi jika manusia maksiat kepada LaranganBerbuat Maksiat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, yang artinya, "Rasulullah saw. bersabda, 'Tidaklah seorang pezina itu berzina sedang ia dalam keadaan Mukmin. Tidaklah seorang peminum khamr itu meminum khamr sedang ia dalam keadaan Mukmin. Tidaklah seorang pencuri itu mencuri sedang ia dalam keadaan Mukmin. ilwo. JAKARTA - Maksiat memiliki berbagai dampak yang buruk, tercela, serta membahayakan hati dan badan di dunia maupun di akhirat. Jumlah maksiat tidak diketahui secara pasti, kecuali oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala semata. Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, di antara dampak kemaksiatan yang dimaksud salah satunya menghalangi masuknya ilmu. Ilmu merupakan cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, sedangkan maksiat merupakan pemadam cahaya tersebut. Ketika Imam asy-Syafii duduk sambil membacakan sesuatu di hadapan Imam Malik, kecerdasan dan kesempurnaan pemahamannya membuat syaikh ini tercengang. Beliau pun berujar, "Sesungguhnya aku memandang Allah telah memasukkan cahaya ke dalam hatimu, maka janganlah kamu memadamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat". Imam asy-Syafi'i berkata dalam syairnya, ุดูƒูˆุช ุฅู„ู‰ ูˆูƒูŠุน ุณูˆุก ุญูุธูŠ ุŒ ูุฃุฑุดุฏู†ูŠ ุฅู„ู‰ ุชุฑูƒ ุงู„ู…ุนุง ุตูŠ ูˆู‚ุงู„ ุงุนู„ู… ุจุฃู† ุงู„ุนู„ู… ูุถู„ ุŒ ูˆูุถู„ ุงู„ู„ู‡ ู„ุง ูŠุคุชุงู‡ ุนุงุต "Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku. Dia menasehatiku agar aku tinggalkan kemaksiatan. Dia pun berkata 'Ketahuilah, sesungguhnya ilmu itu karunia. Dan karunia Allah tidak akan diberikan pada orang bermaksiat," Diwan asy-syafii, al-Fawa-idul Bahiyyah dan Syarh Tsulatsiyyatil Musnad. Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Home/Landasan Agama/MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Nasihat_Ulama MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Gara-gara tak sengaja, iseng atau memang sengaja melihat gambar wanita telanjang, hafalan Alquran bisa hilang. Yang diherankan, ada yang diketahui suka baca Alquran, bahkan suaranya merdu, namun sayangnya sukanya nonton โ€œfilm gituanโ€. Ternyata ketika ditelusuri, hafalan Alqurannya saat dites sering โ€œtersendat-sendatโ€. Itu lantaran pandangan matanya tak bisa dijaga dari maksiat. Memang benar, Alquran akan sulit melekat pada ahli maksiat. Imam Syafiโ€™i rahimahullah berkata ุดูŽูƒูŽูˆู’ุชู ุฅูู„ูŽู‰ ูˆูŽูƒููŠู’ุนู ุณููˆู’ุกูŽ ุญููู’ุธููŠ โ€ฆ ููŽุฃูŽุฑู’ุดูŽุฏูŽู†ููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุชูŽุฑู’ูƒู ุงู„ู…ุนูŽุงุตููŠ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูุนู’ู„ูŽู…ู’ ุจูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ุนูู„ู’ู…ูŽ ููŽุถู’ู„ูŒ โ€ฆ ูˆูŽููŽุถู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ู„ุงูŽูŠูุคู’ุชูŽุงู‡ู ุนูŽุงุตู โ€œAku pernah mengadukan kepada Wakiโ€™ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau mengarahkanku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah karunia. Karunia Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.โ€ Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™, hlm. 84 Apa yang disebutkan di atas dalam bait syair menunjukkan, bahwa maksiat itu menghalangi datangnya ilmu, termasuk dalam hal menghafal Alquran. Ketika hati kita berbuat maksiat, adalah seperti disebutkan dalam ayat berikut ini ูƒูŽู„ู‘ูŽุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ โ€œSekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.โ€ QS. Al-Muthaffifin 14. Walau memang istilah dalam ayat adalah untuk orang kafir. Karena ada tiga istilah yang menerangkan tentang hati Ar-rain, keadaan hati orang kafir. Al-ghaim, keadaan hati Abrar wali Allah pertengahan. Al-ghain, keadaan hati Muqarrabin wali Allah terdepan. Tafsir Alquran Al-Azhim, 7 511 Namun keadaan hati yang bermaksiat tetap makin gelap, seperti diterangkan pula dalam hadis berikut ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูู‰ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฎู’ุทูŽุฃูŽ ุฎูŽุทููŠุฆูŽุฉู‹ ู†ููƒูุชูŽุชู’ ููู‰ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ููŽุฅูุฐูŽุง ู‡ููˆูŽ ู†ูŽุฒูŽุนูŽ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููŽุฑูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูŽ ุณูู‚ูู„ูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุนูŽุงุฏูŽ ุฒููŠุฏูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽุนู’ู„ููˆูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจูŽู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูƒูŽู„ุงู‘ูŽ ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah ๏ทบ, beliau bersabda โ€œSeorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali berbuat maksiat, maka ditambahkan titik hitam tersebut, hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan โ€œAr Raanโ€ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya yang artinya Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati merekaโ€™.โ€ HR. Tirmidzi, no. 3334; Ibnu Majah, no. 4244; Ibnu Hibban, 7 27; Ahmad 2 297. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini Hasan Shahih. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadis ini Hasan. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan โ€œYang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa, sehingga bisa membuat hati itu gelap, dan lama kelamaan pun mati.โ€ Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, Ibnu Zaid dan selainnya. Tafsir Alquran Al-Azhim, 7 512 Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan perkataan Hudzaifah dalam fatawanya. Hudzaifah berkata โ€œIman membuat hati nampak putih bersih. Jika seorang hamba bertambah imannya, hatinya akan semakin putih. Jika kalian membelah hati orang beriman, kalian akan melihatnya putih bercahaya. Sedangkan kemunafikan membuat hati tampak hitam kelam. Jika seorang hamba bertambah kemunafikannya, hatinya pun akan semakin gelap. Jika kalian membelah hati orang munafik, maka kalian akan melihatnya hitam mencekam.โ€ Majmuโ€™ Al-Fatawa, 15 283 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah mengatakan โ€œJika dosa semakin bertambah, maka itu akan menutupi hati pemiliknya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan mengenai surat Al Muthoffifin ayat 14 โ€œYang dimaksud adalah dosa yang menumpuk di atas dosa.โ€ Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™, hlm. 93 Kata Al-Hasan Al-Bashri pula โ€œItu adalah dosa yang menumpuk di atas dosa, sehingga membuat hati menjadi kelam.โ€ Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™, hlm. 93 Semoga kita tidak menjadi orang yang dijauhkan dari Alquran, gara-gara kelamnya maksiat yang menutupi hati. Referensi Ad-Daaโ€™ wa Ad-Dawaaโ€™. Cetakan kedua, tahun 1430 H. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Tafsir Alquran Al-Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq Abu Ishaq Al-Huwaini. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Sumber Related Posts

hadits tentang maksiat kepada allah dapat menghalangi ilmu